Fenomena pertumbuhan ekonomi jepang
pasca PD II memberikan motivasi pembangunan kembali dari puing peperangan dan
diutuslah seorang ahli survey AS yang bernama Dr. W. Edward Deming yang mencoba
membantu Jepang untuk pembangunan kembali ekonomi Jepang sehingga konsep Deming
mulai tahun 1970-an telah diterapkan oleh perusahaan Jepang yang terkenal
dengan “14 kunci Dr. Deming” dan anehnya sukses penerapan konsep deming di
industri jepang pemerintah AS baru tertarik pada konsep tersebut.
Namun konsep deming yang Kemudian lebih
dikenal dengan konsep kaizen secara luas baru diperkenalkan oleh Masaaki Imai
dalam bukunya “Kaizen : the key to Japan’s competitive success” (1986). Coba
kesimpulan Europe Japan Centre tentang Kaizen Jepang yang mengungkapkan bahwa :
“Kaizen mengatakan kepada kita bahwa hanya dengn
secara terus menrus tetap sadar dan membuat bertus-ratus ribu peningkatan
kecil, maka dimungkinkan untuk menghasilkn barang dan jasa yang mutunya otentik
sehingga memuaskan pelanggan. Cara paling mudah mencapainya adalah dengan keikutsertaan,
motivasi dan peningkatan terus menerus dari masing-masing dan semua karyawan
dalam organisasi. Keikutsertaan staf tergantung pada komintmen manajemen
senior, strategi yang jelas dan ketabahan – karena kaizen bukan jalan pintas
melainkan proses yang berjalan secara terus menerus untuk menciptakan hasil
yang diinginkan”. (Cane, 1998:265)
Kunci keunggulan perusahaan jepang
adalah sangat unggul dalam persaingan salah satu kemampuannya adalah
menghilangkan pemborosan dan menghindari berbagai kesulitan sedangkan AS
sebaliknya mengalami kesulitan dalam menghemat Sumber Daya Alam yang memang
sangat melimpah bila dibandingkan Jepang sehingga istilah perbaikan mutu secara
terus menerus (Just in time) tidak berlaku bagi manajemen Amerika tapi lebih
cenderung just in case.
B. B. Defenisi Teori Kaizen
Kaizen adalah suatu filosofi dari Jepang yang
memfokuskan diri pada pengembangan dan penyempurnaan secara terus menerus atau
berkesinambungan dalam perusahaan bisnisKaizen berasal dari Bahasa Jepang yaitu
kai artinya perubahan dan zen artinya baik. Di Cina kaizen bernama gaishan di
mana gai berarti perubahan / perbaikan dan shan berarti baik / benefit. Jadi
Kaizen dapat diartikan sebagai perubahan kepada arah lebih baik.
KAIZEN adalah kegiatan sehari-hari yang sederhana
bertujuan untuk melampaui peningkatan produktifitas, juga merupakan sebuah
proses apabila dilakukan dengan benar akan “memanusiawikan” tempat kerja,
mengurangi beban kerja yang berlebihan, dan mengajarkan orang untuk melakukan
percobaan dalam pekerjaannya dengan menggunakan metode-metode ilmiah dan
bagaimana belajar mengenali serta mengurangi pemborosan dalam proses kerjanya.
C. C. Ruang Lingkup dan
Konsep Teori Kaizen
Sesuai artinya, filosofi dari Kaizen adalah
melaksanakan perbaikan atau peningkatan yang berkesinambungan. Adapun
realisasinya dalam suatu perusahaan Setiap Karyawan di semua level di dalam
organisasinya dapat berpartisipasi dalam KAIZEN, mulai dari Manajemen Puncak
hingga ke level bawah, hal ini bertujuan untuk pengembangan perusahaan ke arah
yang lebih baik. Format KAIZEN dapat berupa perseorangan, sistim saran,
kelompok kecil, atau kelompok besar. sampai bawahan atau istilahnya way
of life perusahaan.
Kaizen merupakan aktivitas harian yang pada prinsipnya
memiliki dasar sebagai berikut:
1. Berorientasi pada proses dan hasil.
2. Berpikir secara sistematis pada seluruh proses.
3. Tidak menyalahkan, tetapi terus belajar dari
kesalahan yang terjadi di lapangan.
Kaizen atau perbaikan secara terus menerus selalu
beriringan dengan Total Quality Management (TQM). Bahkan sebelum filosofi TQM
ini terlaksana atau sebelum system mutu dapat dilaksanakan dalam suatu
perusahaan maka filosofi ini tidak akan dapat dilaksanakan sehingga perbaikan
secara terus menerus (Just in time) ini adalah usaha yang melekat pada filosofi
TQM itu sendiri. Sehingga Kaizen bisa juga merupakan suatu kesatuan pandangan
yang komprehensif dan terintegrasi yang memiliki ciri khas :
·
Berorientasi pada pelanggan.
·
Pengendalian mutu secara menyeluruh (Total Quality Management)
·
Robotik
·
Gugus kendali mutu
·
System saran
·
Otomatisasi
·
Displin ditempat kerja
·
Pemeliharan produktiftas
·
Penyempurnaan dan perbaikan mutu
·
Tepat waktu
·
Tanpa cacat
·
Kegiatan kelompok kecil
·
Hubungan kerjasama antara manajer dan karyawan
·
Pengembangan produk baru
Strategi kaizen adalah konsep tunggal dalam Manajemen
jepang yang paling penting, sebagai kunci sukses Jepang dalam persaingan.
KAIZEN dibagi menjadi 3 segmen, tergantung kebutuhan masing-masing perusahaan,
yaitu:
1.
KAIZEN yang berorientasi pada Manajemen,
memusatkan perhatiannya pada masalah logistik dan strategis yang terpenting dan
memberikan momentum untuk mengejar kemajuan dan moral.
2. KAIZEN yang berorientasi pada Kelompok,
dilaksanakan oleh gugus kendali mutu, kelompok Jinshu Kansi/manajemen sukarela
menggunakan alat statistik untuk memecahkan masalah, menganalisa, melaksanakan
dan menetapkan standar/prosedur baru.
3. KAIZEN yang berorientasi pada Individu,
dimanifestasikan dalam bentuk saran, dimana seseorang harus bekerja lebih
pintar bila tidak mau bekerja keras.
Beberapa point penting dalam proses penerapan KAIZEN
yaitu :
· Konsep 3M (Muda, Mura, dan Muri) dalam istilah Jepang. Konsep ini dibentuk untuk
mengurangi kelelahan, meningkatkan mutu, mempersingkat waktu dan mengurangi
atau efsiensi biaya. Muda diartikan sebagai mengurangi pemborosan, Mura
diartikan sebagai mengurangi perbedaan dan Muri diartikan sebagai mengurangi
ketegangan.
· Gerakkan 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu dan
Shitsuke) atau 5R. Seiri artinya membereskan tempat
kerja. Seiton berarti menyimpan dengan teratur. Seiso berarti memelihara tempat
kerja supaya tetap bersih. Seiketsu berarti kebersihan pribadi. Seiketsu
berarti disiplin, dengan selalu mentaati prosedur ditempat kerja. Di Indonesia
5S diterjemahkan menjadi 5R, yaitu Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan Rajin
· Konsep PDCA dalam
KAIZEN. Setiap aktivitas usaha yang kita lakukan perlu dilakukan dengan
prosedur yang benar guna mencapai tujuan yang kita harapkan. Maka PDCA (Plan,
Do, Check dan Action) harus dilakukan terus menerus.
· Konsep 5W + 1H.
Salah satu alat pola pikir untuk menjalankan roda PDCA dalam kegiatan KAIZEN
adalah dengan teknik bertanya dengan pertanyaan dasar 5W + 1H ( What, Who, Why,
Where, When dan How).
Sekali lagi KAIZEN adalah tanggung jawab setiap orang.
Konsep KAIZEN sangat penting untuk menjelaskan perbedaan antara pandangan
Jepang dan pandangan Barat terhadap manajemen. Perbedaan konsep yang paling
mendasar adalah “KAIZEN Jepang dan cara berpikirnya berorientasi pada proses,
sedangkan cara Barat berorientasi pada hasil kerja”
D. D. Kunci Pelaksanaan
Kaizen
Secara garis besar ada delapan kunci utama pelaksanaan
just in time atau kaizen dalam kegiatan industri yaitu :
1.
Menghasilkan produk sesuai dengan jadwal
yang didasarkan pada permintaan pelanggan. Sistem kaizen bisanya menghasilkan
produksi sesuai dengan pesanan pelanggan dengan sistem produksi tarik (pull
system) yang dibantu dengan menggunakan kartu kanban.
2.
Memproduksi dalam jumlah kecil (small
lot size)Ciri khas lain adalah memproduksi dalam jumlah kecil sesuai dengan
permintaan pelanggan akan menghemat biaya dan sumber daya selain menghilangkan
persedian barang dalam proses yang merupakan sejenis pemborosan yang dapat
dihindari dengan menggunakan penjadwalan proses produksi selain itu juga
menggunakan pola produksi campur merata (Heijunka) yang dimaksud heijunka
adalah memproduksi bermacam-macam dalam satu lini produksi.
3.
Menghilangkan pemborosan untuk
menghindari pemborosan pada persediaan, pembelian dan penjadwalan dengan
menggunakan sistem kartu kanban yang mendukung sistem produksi tarik, selain
menghasilkan produksi dengan baik sejak awal yaitu pantang menerima, pantang
memproses dan pantang menyerahkan produk cacat dengan bekerjasama dengan pemasok
dengan persediaan yaitu mengurangi jumlah barang yang dating, menghilangkan
persediaan penyangga, mengurangi biaya pembelian, memperbaiki penanganan bahan
baku, tercapainy persediaan dalam jumlah kecil dan mendapatkan pemasok yang
dapat dipercaya.
4.
Memperbaiki aliran produksi. Penataan
produksi dilakukan dengan berpedoman pada lima disiplin di tempat kerja yaitu
5-S yang antara lain :
a) Seiri atau pemilahan yaitu disiplin
ditempat kerja dengan cara melakukan pemisahan berbgai alat atau komponen
ditempat masing-masing sehingga untuk mencarinya nanti bila diperlukan akan
lebih mudah.
b) Seiton atau penataan yaitu disiplin
ditempat kerja dengan melakukan penyimpanan fungsional dan membuang waktu untuk
mencari barang.
c) Seiso atau pembersihan yaitu disiplin
ditempt kerja dengan melakukan pembersihan sebagai pemeriksaan dan tingkat
kebersihan.
d) Seiketsu atau pemantapan/perawatan yaitu
manajemen visual dan pemantpn 5-S seperti pemberian tanda, pengumuman, label,
pengaturan kabel, kode, dsb.
e) Shitsuke atau pembiasaan yaitu
pembentukan kebiasaan dan tempat kerja yang berdisiplin.
5.
Menyempurnakan kualitas produk salah
satunya untuk menyempurnakan kualitas produk dengn melihat prinsip mnajemen
yaitu memelihara pengendalian proses dan membuat semua orang bertanggungjawab
terhadap tercapainya mutu, meningkatkan pndangan manajemen terhadap mutu,
terpenuhinya pengendalian mutu produk dengn tegas, memberikan wewenang kepada
karyawn untuk mengadkan pengendlin mutu produk, menghendaki koreksi terhadap
cacat produk oleh karyawan, tercapainya inpeksi 100 % terhadap mutu produk dan
tercpai komitmen terhadap pengedlin mutu jangka panjang.
6.
Orang-orang yang tanggap penerapan
Sistem Kaizen ini tidak lagi menggunakan pilar keuangan, pemasaran, SDM, tapi
menggunakan lintas fungsi atau lintas disiplin sehingga seluruh karyawan harus
menguasai seluruh bidang dalm perusahan sesuai dengan jenjang dan kedudukannya
dan kesalahan dalam proses selalu ditandai dengan menyalanya lampu andon dan
proses dihentikan dan seluruh karyawan terfokus pada perbaikan yang terkenal
dengan istilh jidoka yaitu semua karyawn bertanggungjawab terhadap tercapaianya
produk yang baik dan mencegah terjadinya kesalahan.
7.
Menghilangkan ketidakpastian untuk
menghilangkan ketidakpastian dengan pemasok dengan cara menjalin hubungan abadi
dan memilki satu pemasok yang lokasinya berdekatan dengan perusahaan yang masih
kerabat dengan pemilik perusahaan, sedang dalam proses produksi dengan cara
menerapkan system produksi tarik dengan bantuan kartu kanban dan produksi campur
merata (Heijunka)
8.
Penekanan pada pemeliharaan jangka
panjang. Karakteristik pemeliharaan dengan berpegang pada kontrak jangka
panjang, memperbaiki mutu, fleksibilitas dlm mengadakan pesnan barang,
pemesanan dlam jumlah kecil yang dilakukan berkali-kali, mengadkan perbaikn
secara terus menerus dan berkesinambungan.
Istilah lain yang bertujuan mengimbangi
system kaizen ini adalah reengineering yaitu mengadakan perombakan proses
bisnis secara total sampai keakar-akarnya dan system ini diciptakan Amerika
untuk mengejar ketinggalannya dari Jepang yang pernah dibantu ekonominya, baru
kalau perombakan ini telah dilakukan maka pemeliharaan dan peningkatan secara
terus menerus dan berkesinambungan dapat dilaksanakan. Bisa juga menerapkan
konsep benchmarking yaitu cara untuk mengadakan perbaikan dengan meniru praktek
bisnis terbaik dikelasnya, baik untuk produksi, jasa maupun proses dan
sistemnya.
E. E. Peran Pihak Internal
Perusahaan dalam Penerapan Teori Kaizen
Dalam Kaizen, manajemen puncak memegang peranan dan tanggung
jawab untuk melakukan beberapa hal berikut :
1.
Mengintroduksi Kaizen sebagai strategi
perusahaan
2.
Memberikan dukungan dan pengarahan untuk
Kaizen dengan mengalokasikan sumber daya
3.
Menetapkan kebijakan Kaizen dan sasaran
fungsional silang
4.
Merealisasikan sasaran Kaizen melalui
penyebarluasan kebijakan dan audit
5.
Membuat sistem, prosedur, dan struktur
yang membantu Kaizen
Peranan manajemen madya dan staf adalah terlibat dan
bertanggung jawab untuk :
1.
Menyebarluaskan dan mengimplementasikan
sasaran Kaizen sesuai pengarahan manajemen puncak melalui penyebarluasan
kebijakan dan manajemen fungsional silang.
2.
Mempergunakan Kaizen dalam kapabilitas
fungsional.
3.
menetapkan, memelihara, dan meningkatkan
standar.
4.
Mengusahakan agar karyawan sadar Kaizen
melalui program latihan intensif.
5.
Membantu karyawan memperoleh ketrampilan
dan alat pemecah masalah.
Penyelia (supervisor) mempunyai peran
bertanggung jawab dalam :
1.
Mempergunakan Kaizen dalam peranan
fungsional.
2.
Memformulasikan rencana untuk Kaizen dan
memberikan bimbingan kepada karyawan.
3.
Menyempurnakan komunikasi dengan
karyawan dan mempertahankan moral tinggi
4.
Mendukung aktivitas kelompok kecil
(seperti gugus mutu) dan system saran individual.
5.
Mengintroduksi disiplin di tempat kerja.
6.
Memberikan saran.
Setiap karyawan memiliki tanggung jawab untuk :
1.
Melibatkan diri dalam Kaizen melalui
sistem saran dan aktivitas kelompok kecil.
2.
Mempraktikkan disiplin di tempat kerja.
3.
Melibatkan diri dalam pengembangan diri
yang terus menerus supaya menjadi pemecah masalah yang lebih baik.
4.
Meningkatkan ketrampilan dan keahlian
kinerja pekerjaan dengan pendidikan silang.
F. F. Manfaat Teori Kaizen
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dalam penerapan
Teori Kaizen dapat berupa :
1.
Setiap orang akan mampu menemukan
masalah dengan cepat.
2.
Setiap orang akam memberikan perhatian
dan penekanan pada tahap perencanaan.
3.
Mendukung cara berfikir yang
berorientasi proses.
4.
Setiap orang berkonsentrasi pada masalah-masalah
yang lebih penting dan memdesak untuk diselesaikan.
5.
Setiap orang akan berpartisipasi
dalam membangun sistem yang baru.
G. G. Pemahaman Teori 5 S
Kaizen merupakan sistem pengambangan produktivitas,
kualitas, teknologi, proses produksi, budaya kerja, keamanan kerja, dan
kepemimpinan yang dilakukan terus menerus. Dengan 5S Kaizen, maka pekerja akan
lebih nyaman, lebih efisien, lebih produktif, dan lebih sejahtera.
5S atau di Indonesia biasanya disebut 5R adalah cara
untuk meningkatkan produktivitas dengan melakukan kegiatan menata tempat kerja.
Karena lingkungan kerja yang nyaman, dan teratur, dapat meningkatkan efisiensi
dan produktivitas yang tinggi di perusahaan.
5S / 5R diatas merupakan urutan dalam menata tempat
kerja, yang merupakan tanggung jawab semua pekerja, mulai dari CEO sampai
Cleaning Service. Setiap pekerja bertanggung jawab melakukan penataan tempat
kerja kearah yang lebih baik, dan ini harus menjadi budaya perusahaan.
· Seiri atau pemilihan.
Berarti mengatur segala sesuatu, memilah sesuai dengan aturan dan prinsip yang
tertentu. Ini artinya membedakan antara yang diperlukan dengan yang tidak
diperlukan. Membuang yang tidak diperlukan dan memcari penyebab-penyebabnya
serta menghilangkan penyebabnya sehingga tidak menimbulkan masalah.
· Seiton atau penataan.
Berarti menyimpan barang di tempat yang tepat atau dalam tata letak yang benar
sehingga dapat dipergunakan dalam keadaan mendesak. Ini juga cara untuk
menghilangkan waktu proses pencarian. Jika sesuatu disimpan di tempatnya demi
mutu dan keamanan, berarti anda memiliki tempat kerja yang rapi.
· Seiso atau Pembersihan. Istilah ini berarti membersihkan barang-barang
sehingga menjadi bersih. Ini artinya membersihkan sampah, kotoran dan
benda-benda asing serta membersihkan segala sesuatu. Pembersihan sebagai
pemeriksaan terhadap tempat kerja dan yang tidak memiliki cacat dan cela.
· Seiketsu atau pemantapan. Ini berarti terus menerus dan secara berulang-ulang
melakukan pemeliharaan, pemilahan dan pembersihan. Dengan demikian, pemantapan
mencakup kebersihan pribadi dan kebersihan lingkungan.
· shitsuke atau pembiasaan. Istilah ini berarti pelatihan dan kemampuan untuk
melakukan apa ingin anda lakukan meskipun itu sulit dilakukan. Pelatihan dan
kemampuan untuk melakukan sesuatu secara benar. tujuannya untuk menciptakan
tempat kerja dengan kebiasaan dan perilaku yang baik. Dengan mengajarkan setiap
orang apa yang harus dilakukan dan memerintahkan setiap orang untuk
melaksanakannya, maka kebiasaan buruk akan terbuang dan kebiasaan baik akan
terbentuk. Orang mempraktekkannya dengan membuat dan mematuhi undang-undang.
Ada pun manfaat yang diperoleh perusahaan jika memanfaatkan
sikap kerja 5S yaitu :
· keamanan.
Dengan adanya pemilihan dan penataan maka barang-barang dan kelengkapan kerja
yang digunakan tersedia dan mengurangi angka kecelakaan kerja yang disebabkan
oleh kesalahan manusia (Human Factor). Misalnya mencegah terpeleset dan
kebakaran dari kebocoran minyak.
· Kondisi kerja yang rapi. Dengan kondisi kerja yang rapi, produktivitas
meningkat.
· Efisiensi.
dianalogikan sebagai koki masak terkenal, pelukis yang terkenal mereka
memelihara peralatan mereka. Tidak ada pisau yang berkarat. Tidak ada kuas yang
kusut. Sehingga saat digunakan peralatan tersebut selalu tersedia dan siap
digunakan. Jika di industri maka efisiensi mesin menjadi tinggi dan mengurangi
waktu macet mesin.
· Mutu.
Industri Elektronik dan mesin memerlukan tingkat presisi dan kebersihan yang
tinggi. Setitik kotoran dapat menyebabkan kecacatan sebuah produk. dengan
adanya 5S maka kualitas akan terjaga.
Adapun akibat bila tidak adanya penerapan 5S adalah:
· Hubungan antara karyawan yang kurang baik.
· Penampilan yang loyal.
· Absensi yang tinggi.
· Tidak ada saran untuk peningkatan kerja.
· Gugus mutu tidak berjalan.
· Lini kerja penuh dengan barang cacat.
· Peralatan kantor dan lokasi kerja yang kotor dan
berserakan.
· Kecelakaan kerja tinggi
· Kehancuran industri.
Beberapa kendala atau kesulitan yang dihadapi dalam
penerapan 5S adalah:
· Tidak paham terhadap arti penting 5S.
· 5S menginginkan perubahan prilaku, bukan sistem.
· Tidak ada semangat kerja keras.
· Melupakan yang mudah (kurang meluangkan waktu untuk
5S).
· Terlalu berorientasi hasil.
· Tidak ada kerja tim.
· Cepat berpuas diri.
· Kurang adanya dukungan manajemen.
Syarat-syarat yang dibutuhkan dalam implementasi atau
penerapan 5S adalah:
· Pemahaman yang utuh dan menyeluruh
· Kegigihan dan kebulatan tekad
· Usaha yang kontinyu dan bertahap
· Dukungan seluruh individu tanpa kecuali
· Keteladanan manajemen
· Kampanye yang efektif
Referensi :
Jadikan ilmu sebagai ladang ibadah
BalasHapus